Laman

Sabtu, 30 April 2011

POPDA 2011 Karanganyar


Saat bertarung sangat berbahaya kalu tidak menjaga atau tidak matang dalam persiapan..
tak hanya modal nyali saja, tapi insting dan ketepatan dalam membaca gerak lawan juga perlu di perhatikan..

Rabu, 27 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BRONKITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BRONKITIS

 1. Definisi

·  Bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran pernafasan (bronkhus). Bronkitis berarti infeksi pada broncus, yakni adanya inflamasi lapisan mukosa jalan nafas trakea bronchial yang secara terus-menerus memproduksi mucus yang berlebihan, juga peningkatan progresif pada batuk produktif dan dispnea.
Bronkhtis dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Bronkhitis Kronis
2.      Bronkhitis Akut
·        Bronkitis kronis adalah kelainan pada bronkus yang sifatnya menahun yang disertai dengan batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak ± 3 bulan dalam 1 tahun dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun.
·        Bronkitis akut adalah suatu peradangan bronkhi dan kadnag-kadang mengenai trakea.
2. Etiologi
            Ada 2 jenis penyebab bronkhitis yaitu :
1.      Infeksi : stafilokokus, streptokokus, pneumokokus, hemphilus influenzae.
2.      Rangsang,                     asap pabrik, asap mobil, asap rokok.
        
3. Patofisiologi
            Bronkhitis terjadi karena adanya penebalan dan ekekauan mukosa bronkhus akibat dari vasodilatasi bendungan dan edema, sehingga area mukosa dapat terinfiltrasi dengan leukosit, makrofag dan leukosit poti morfonuklean yang mengakibatkan sekresi yang berlebihan ditambah penyempitan jalan nafas yang menyebabkan obstruksi pertama pada ekspirasi maksimal dan selanjutnya aliran udara inspirasi maksimal yang mengakibatkan terjadinya sesak.
            Penyempitan juga terjadi pada saluran nafas kecil yang berdiameter 2 mm menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan berobliterasi. Penyempitan terjadi karena metaplasia sel goblet. Begitu pula dengan saluran nafas besar menyempit karena hipertropi dan hyperplasia kelenjar mucus.

Askep Cidera Kepala

Askep Cedera Kepala

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Cedera Kepala


Pengertian Cedera Kepala

Trauma / cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)
askep-cedera-kepalaEtiologi Cedera Kepala

  • Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.
  • Cedera akibat kekerasan.
Patofisiologi Cedera Kepala


patofis-cedera-kepala
patofis-cedera-kepala2


Klasifikasi Cedera kepala menurut patofisiologinya dibagi menjadi dua :
1. Cedera Kepala Primer
Adalah kelainan patologi otak yang timbul akibat langsung pada mekanisme dinamik (acelerasi – decelerasi rotasi ) yang menyebabkan gangguan pada jaringan.
Pada cedera primer dapat terjadi :
a. Gegar kepala ringan
b. Memar otak
c. Laserasi

Latar Belakang Keperawatan


BAB I
PENDAHULUAN
     A. Latar belakang
Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan baik.
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawatan. Namun sangat disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawata.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang saling berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai faktor).
.

A. Tujuan
Pada makalah ini kami akan membahas tentang konsep sistem, komponen sistem, proses input transformasi output, penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan, penerapan sistem dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan, penerapan sistem penyelenggaraan pendidikan keperawatan, penerapan sistem dalam penyelenggaraan pengembangan profesi keperawatan serta penerapan sistem dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara umum dengan memberikan gambaran bagaimana penerapan pendekatan sistem dalam keperawatan dan mencari pemecahan masalah demi pengembangan proses keperawatan dan pelaksanaan proses keperawatan harus sesuai dengan standar keperawatan. Oleh sebab itu gambaran ini dapat dijadikan sebagai evaluasi agar kualitas dapat ditingkatkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set kesatuan yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering kali dapat dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing berhubungan sehingga membentuk suetu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem” sering digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamin untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.
B. Komponen sistem dalam keperawatan
1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang berbeda pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan menimbulkan masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat yang berada di luar institusi kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang sehat adalah :
a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosoal dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.
c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan terus menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai interaksi antara individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusia. Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia”.
C. Proses input transformasi-output
1. Input
Input merupakan subsistem yang memberikan masukan untuk berfungsinya sebuah sistem. Dalam sistem pelayanan kesehatan, input dapat berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan, dll.
2. Proses
Proses merupakan kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari suatu sistem, misal berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3. Output
Output mereupakan hasil dari sebuah proses. Misalnya, pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien, dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat sehingga klien sembuh dan sehat optimal.
4. Dampak
Dampak adalah akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sistem, yang terjadi relatif lama. Misalnya, dalam sistem pelayanan kesehatan dampaknya adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.
D. Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan
Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa tahapan, yaitu :
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan manganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan seorang pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus mengenai kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawatan merencanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara perorangan.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk menambah dan melengkapi data yang telah ada. Berdasarkan sumber data, data pengkajian dibedakan atas data primer dan data sekunder :
· Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien bagaimanapun kondisi klien.
· Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari perawat, dokter, ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien, catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :
· Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien dengan tatap muka.
· Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara langsung kepada pasien.
· Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis bagian yang mengalami gangguan.
· Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk), auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran EKG.
b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul dikelompokkan, data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.
· Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social, data spiritual dan data tentang tumbuhkembang klien.
· Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data objektif dan data subjektif.
· Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil pemeriksaan atau observasi secara langsung.
· Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau perkataan klien atau keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data dilakukan melalui pengesahan data, pengelompokkan data, membandingkan data, menentukan ketimpangan / kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah kesehatan aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah / penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, berdasarkan pada kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan respon individu / klien terhadap penyakit dan kondisi yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah :
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan prioritas diagnosa keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa harus dipecahkan dahulu secara total baru mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa keperawatan dapat diatasi secara bersamaan.
b. Penetapan sasaran dan tujuan
Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa keperawatan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien yang berhubungan dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien. Misalnya klien dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala tujuan belum spesifik dan tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan langsung pada etiologi atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan.
4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal, intelektual, dan tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan ( intervensi independent, dependen dan interdependen).
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.
5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi keperawatan. Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan akan memberi keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan. Perawat dapat mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses keperawatan yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, dokumentasi masalah, perencanaan, tindakan.
E. Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan dapat diartikan sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian, serta biaya perawatan.
Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan. proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil keperawatan adalah asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
· Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien. Asuhan Keperawatan saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan lainnya seperti dokter, radiologi, klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya.
· Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga saling berhubungan dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI, Penyelenggara pendidikan keperawatan, kebutuhan masyarakat, kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain.
· Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional, PPNI, faktor lain, AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan bekerjasama bersama peleyanan-pelayanan lainnya sehingga pengembangan profesi keperawatan dapat berjalan dengan lancar.
· Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan, konsep kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan, IPTEK, dan berbagai profesi kesehatan.
F. Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem
· Internal
a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat dapat mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan kecintaan pada profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan.
· Eksternal
a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam perawatan disetiap tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang memiliki hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sesuatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian keperawatan, dapat diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.
Komponen Sistem dalam keperawatan meliputi Manusia, Lingkungan, Kesehatan, Keperawatan. Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, Output (hasil/Keluaran) dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial dan Fragmentis.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
a. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan
b. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
c. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pengembangan Profesi Keperawatan
d. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz,A. Halimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Catatan ketiga-Jakarta ; Salemba Medika, 2008
Gaffa, JL, 1999: 2. Pengantar keperawatan profesional
Haryanto. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep- Jakarta ; Salemba Medika, 2007
Kusnanto, S.Kep, M.Kes, Materi Seminar Nanda NIC NOC dalam Kurikulum Pendidikan Ners 2010
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta; EGC, 2009
Kusnanto, S.Kep, M.Kes, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional – Jakarta ; EGC, 2004